
Sebenarnya,  AC maupun kulkas menggunakan prinsip yang sama yaitu saat cairan  menguap diperlukan adanya kalor. Dalam proses ‘menghilangkan’ panas,  sistem AC juga menghilangkan uap air, guna meningkatkan tingkat  kenyamanan orang selama berada di dalam ruangan tersebut.
Filter  (penyaring) tambahan digunakan untuk menghilangkan polutan dari udara.  AC yang digunakan dalam sebuah gedung biasanya menggunakan AC sentral.  Selain itu, jenis AC lainnya yang umum adalah AC ruangan yang terpasang  di sebuah jendela.
Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang  umumnya adalah fluorocarbon[1], yang mengalir dalam sistem, menjadi  cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi  gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya  refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi  tekanan terbagi mejadi dua area.
Sebuah penyaring udara, kipas,  dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan  sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan  kipas pada jendela luar.
Udara panas dari ruangan melewati  filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang  dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi  kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling  coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser coil,  refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi  kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat[2] mengontrol motor kompresor  untuk mengatur suhu ruangan.
Gedung-gedung besar menggunakan  unit pendingin di mana udara segar diambil kemudian bercampur dengan  udara ruangan. Campuran ini disaring dan didinginkan saat melalui sebuah  unit pendingin (cooling coils). Bila udara kering, uap air ditambah.  Pada akhirnya, udara dingin masuk ke dalam gedung. Willis Carrier,  penemu berkebangsaan Amerika, merancang sistem/mekanisme AC pada tahun  1911. Tak lama setelah itu, AC mulai digunakan bukan hanya di pabrik,  tapi digunakan juga di dalam gedung, ruangan, bus, kereta api, dan  mobil.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan lebih mendetail sehubungan dengan mekanisme AC.
Sebelumnya,  kita perlu mengenal bagian-bagian dari AC agar kita dapat memahami  sistem kerja AC. Sistem kerja AC terdiri dari bagian yang berfungsi  untuk menaikkan dan menurunkan tekanan supaya penguapan dan penyerapan  panas dapat berlangsung.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagian-bagian AC:
Kompresor 
Kompresor  adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan,  kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang  bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan  tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
Kondensor
Kondensor  adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang  bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi.Cairan  lalu dialirkan ke orifice tube.
Orifice Tube
Dimana  cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan  dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah  orifice tube, dipasang juga katup ekspansi.
Katup ekspansi
Katup  ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang  untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang  merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup  pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
Evaporator/pendingin
refrigent  menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas  evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam  evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi  masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke  akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice  kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni,  sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam  sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk  menyerap kelembapan dari refrigent.
Jadi, sistem kerja AC dapat diuraikan sebagai berkut :
Kompresor  yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk  memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam  kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di  kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan  akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair,  maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung  di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser  adalah jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor  yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada  kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser  relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang  berada pada pipi-pipa evaporator.
Setelah refrigent lewat  kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka  refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini  refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari  fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam  evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase  uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat  sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal  ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada  dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa  yang ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi  refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase  cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu  energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi  yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan  diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan  maka enthalpi[3] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun,  dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan  didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus  sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan  adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau  menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.
1.  Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih atom  Fluorine. Lebih dari 100 fluorocarbon yang telah ditemukan. Kelompok  Freon dari fluorocarbon terdiri dari Freon-11 (CCl3F) yang digunakan  sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya digunakan sebagai  bahan refrigerant. Saat ini, freon dianggap sebagai salah satu penyebab  lapisan Ozon Bumi menajdi lubang dan menyebabkan sinar UV masuk.  Walaupun, hal tersebut belum terbukti sepenuhnya, produksi fluorocarbon  mulai dikurangi.
2. Thermostat pada AC beroperasi dengan  menggunakanlempeng bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan.  Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian yang  berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu,  sehingga lempeng membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang  menyebabkan motor AC aktif/jalan.



 
 


 Krisna Ade Marta
Krisna Ade Marta
 
 Posted in:
 Posted in:  
0 Comment:
Posting Komentar